Sabtu, 22 Agustus 2015

Biografi Fazlur Rahman


Fazlur Rahman
            Fazlur Rahman dilahirkan pada 21 September 1919, di daerah Hazara ketika India belum pecah menjadi dua Negara, daerah tersebut sekarang terletak disebelah barat laut Pakistan.Dia lahir dalam keluarga alim dan tergolong taat beragama.Seperti pengakuan Fazlur Rahman sendiri keluarganya mempraktikan ibadah hari-hari secara teratur seperti salat, puasa dan lain-lain. Pada umur sepuluh tahun ia telah mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya. Ayahnya, Maulana Shahab al-Din, seorang ulama terkenal lulusan Deoband.Kendatipun berpendidikan agama sistem tradisional, shahab al-Din sangat menghargai pendidikan sistem modern, hal ini banyak mempengaruhi Fazlur Rahman kemudian hari.
            Pendidikan dalam keluarga benar-benar efektif dalam membentuk watak dan kepribadian Fazlur Rahman ketika menghadapi kehidupan nyata. Menurut Fazlur Rahman, ada beberapa factor yang telah membentuk karakter dan kedalamnya dalam beragama. Salah satu di antaranya adalah pengajaran dari ibunya tentang kejujuran, kasih sayang, serta kecintaan sepenuh hati dari ibunya.Hal ini adalah ayahnya tekun mengajarkan agama kepada Fazlur Rahman dirumah dengan disiplin sehingga dia mampu menghadapi bermacam peradapan dan tantangan di alam modern.
Hal penting yang tidak diceritakan Fazlur Rahman, yang telah mempengaruhi pemikiran keagamaannya adalah, dia dibesarkan dalam sebuah keluarga dengan tradisi mazhab hanafi. Mazhab ini seperti diketahui  sebagai sebuah mazhab sunni yang lebih banyak menggunakan rasio (ra’yu) dibandingkan dengan mazhab sunni lainnya. Selain itu ketika Fazlur Rahman hidup dipakistan telah lebih dahuluberkembang pemikiran yang agak liberal seperti yang dikembangkan oleh syah waliullah. Sayid Ahmad Khan, Sir Sayid Amir Ali dan Muhammad Iqbal.
Pada tahun1933 Fazlur Rahman dibawa ke Lahore dan memasuki sekolah modern, namun malamnya tetap mendapat pelajaran agama secara tradisional dari ayahnya dirumah. Pada  tahun 1940 dia menyelesaikan BA nya dalam bidang bahasa Arab pada Universitas Panjab dan dua tahun kemudian dia memperoleh gelar Master dalam bidang yang sama pada Universitas yang sama. Fazlur Rahman terakhir belajar di Universitas Oxford dibawah bimbingan Professor S. Vanden Bergh dan H.A.R. Gibb, untuk mengambil Ph. D pada tahun 1949. Padahal sebelumnya Fazlur Rahman telah pula menyelesaikan program Ph. D nya di Lahore, India. Hal ini diduga , dalam pandangan Fazlur Rahman mutu pendidikan tinggi Islam di India ketika itu amat rendah.
Belajar di Universitas Oxford, sebagai lembaga pendidikan yang telah maju di Barat, Fazlur Rahman berkesempatan mempelajari bahasa-bahasa Barat. Jika ditelusuri dari karya-karyanya, tampak bahwa Fazlur Rahman paling tidak menguasai Sembilan bahasa: Latin, Yunani, Inggris, Jerman, Turki, Arab, Persia dan Urdu sebagai bahasanya sendiri di Pakistan.penguasaan bahasa-bahasa ini jelas sangat membantu upaya Fazlur Rahman dalam memperdalam dan memperluas keilmuannya, terutama dalam studi-studi islam melalui penelusuran literature-literatur keislaman yang ditulis para orientalis dalam bahasa-bahasa mereka. Dengan pengalaman ini, seperti kita lihat dari pandangan-pandangannya dengan masalah agama, Fazlur Rahman tidak apologistik tetapi lebih memperlihatkan penalaran objektif. Dengan demikian, banyak intelektual yang menjadikannya sebagai panutan dalam pemikiran islam.
Kendatipun Fazlur Rahman banyak menimba ilmu dari para sarjana barat, tidak berarti dia selalu berpikiran sama dengan para sarjan tersebut. Fazlur Rahman tetap kritis dalam menilai pandangan-pandangan yang diajukan para orientalis.Bahkan sejauh formulasi yang dibentuk tidak memiliki argument yang kuat atau karena kesalapahaman mereka terhadap masalah yang sedang dianalisis. Fazlur Rahman mengakui bahwa dalam buku ‘islam’ yang diterbitkan pada tahun 1966, diantara isinya ia berusaha mengkritik dan mengklarifikasi kekeliruan pandangan orientalis terhadap islam bahkan diantara orasinya ada yang secara tegas menolak argument orientalis. Dalam artikel lainya bahkan Fazlur rahman mengkritik praktik atau sistempolitik dan sosial yang dikembangkan barat secara moral objektif telah jauh dari kebaikan.
Setelah meraih gelar Doktor of Philosophi (D.Phill) dari Oxford University, Fazlur Rahman tidak langsung kembali ke negerinya, Pakistan, yang baru saja merdeka beberapa tahun dan telah memisahkan diri dari india. Fazlur Rahman nampaknya masih merasa cemas akan fenomena negerinya ketika itu yang agak sulit menerima seorang sarjana keislaman yang terdidik dari barat. Untuk beberapa tahun dia memilih mengajar di universitas McGill, montreal, kanada, dimana kemudian didirikan institute of Islamic studies. Oleh Wilfred Cantwell Smith, sebuah institute pengkajian islam yang popular di Barat sampai sekarang ini.
Diawal tahun 1960 an Fazlur Rahman dipanggil kembali ke Pakistan untuk memegang sebuah lembaga penelitian yaitu institute of Islamic Research di Karachi. Melalui lembaga ini Fazlur Rahman memprakarsai penerbitan Journal Islamic Studies yang hingga sekarang secara berkala masih terbit dan merupakan jurnal ilmiah bertaraf internasional.Tampaknya penunjukan Fazlur Rahman untuk mengepalai lembaga tersebut kurang mendapat restu dari kalangan ulama tradisional, karena menurut mereka, jabatan direktur lembaga tersebuit seharusnya merupakan hak privelese ekalusif ulama yang terdidik secara tradisional.Sementara Fazlur Rahman di anggap sebagai kelompok modernis dan telah banyak terkontaminasi dengan pikiran-pikiran barat.Dengan kondisi awal semacam ini, dapat dumaklumi, jika selama kepemimpinan Fazlur Rahman, Lembaga Riset selalu mendapat tantangan keras dari kalangan tradisionalis dan fundamentalis (neo-revivalis).Ketegangan-ketegangan ini terus berlanjut dan ditambah dengan ketegangan politik antara ulama tradisional dengan pemerintah dibawah kepemimpinan Ayyub Khan, yang dapat digolongkan modernis, akhirnya Fazlur Rahman terpaksa hijrah dari Pakistan.

Hijrahnya Fazlur Rahman ke Barat kali ini ditampung sebagai tenaga pengajar di Universitas California, Los Angeles pada tahun 1968. Pada tahun 1969 ia diangkat menjadi professor dalam bidang pemikiran Islam Pada Universitas Chicago, dimana lembaga ini merupakan tempat terakhir dia bekerja hingga meninggal dunia pada tahun 1988. Selama bekerja dilembaga ini sebagai tenaga pengajar, dengan posisi sebagai pemimpin muslim modernis, Fazlur Rahman telah banyak member kontribusi pada ilmuwan muslim generasinya untuk member kepercayaan diri, baik melalui publikasi, konsultasi, dakwah dan kepada pemimpin agama dalam masyarakat muslim, terutama sekali melalui pengkaderan ilmuwan muda yang datang dari berbagai Negara untuk belajar dibawah asuhannya. Penting pula diketahui Fazrul Rahman adalah orang Islam peratama yang pernah diangkat menjadi seorang staf pada sekolah agama (Divinity School) dari Universitas Chikago. Ironisnya lagi dia adalah Muslim pertama yang menerima medali Georgia Levvi Della Vida yang sangat prestisius untukstudi peradaban Islam, dari Gustave E. Von Grunebaum Center for Near Eastern Studies UCLA (Universitas of California Los Angeles).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar