Fazlur Rahman |
Fazlur Rahman
dilahirkan pada 21 September 1919, di daerah Hazara ketika India belum pecah
menjadi dua Negara, daerah tersebut sekarang terletak disebelah barat laut
Pakistan.Dia lahir dalam keluarga alim dan tergolong taat beragama.Seperti
pengakuan Fazlur Rahman sendiri keluarganya mempraktikan ibadah hari-hari
secara teratur seperti salat, puasa dan lain-lain. Pada umur sepuluh tahun ia
telah mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya. Ayahnya, Maulana Shahab al-Din,
seorang ulama terkenal lulusan Deoband.Kendatipun berpendidikan agama sistem
tradisional, shahab al-Din sangat menghargai pendidikan sistem modern, hal ini
banyak mempengaruhi Fazlur Rahman kemudian hari.
Pendidikan dalam keluarga
benar-benar efektif dalam membentuk watak dan kepribadian Fazlur Rahman ketika
menghadapi kehidupan nyata. Menurut Fazlur Rahman, ada beberapa factor yang
telah membentuk karakter dan kedalamnya dalam beragama. Salah satu di antaranya
adalah pengajaran dari ibunya tentang kejujuran, kasih sayang, serta kecintaan
sepenuh hati dari ibunya.Hal ini adalah ayahnya tekun mengajarkan agama kepada
Fazlur Rahman dirumah dengan disiplin sehingga dia mampu menghadapi bermacam
peradapan dan tantangan di alam modern.
Hal penting yang tidak diceritakan Fazlur Rahman,
yang telah mempengaruhi pemikiran keagamaannya adalah, dia dibesarkan dalam
sebuah keluarga dengan tradisi mazhab hanafi. Mazhab ini seperti diketahui sebagai sebuah mazhab sunni yang lebih banyak
menggunakan rasio (ra’yu) dibandingkan dengan mazhab sunni lainnya. Selain itu
ketika Fazlur Rahman hidup dipakistan telah lebih dahuluberkembang pemikiran
yang agak liberal seperti yang dikembangkan oleh syah waliullah. Sayid Ahmad
Khan, Sir Sayid Amir Ali dan Muhammad Iqbal.
Pada tahun1933 Fazlur Rahman dibawa ke Lahore dan
memasuki sekolah modern, namun malamnya tetap mendapat pelajaran agama secara
tradisional dari ayahnya dirumah. Pada
tahun 1940 dia menyelesaikan BA nya dalam bidang bahasa Arab pada
Universitas Panjab dan dua tahun kemudian dia memperoleh gelar Master dalam
bidang yang sama pada Universitas yang sama. Fazlur Rahman terakhir belajar di
Universitas Oxford dibawah bimbingan Professor S. Vanden Bergh dan H.A.R. Gibb,
untuk mengambil Ph. D pada tahun 1949. Padahal sebelumnya Fazlur Rahman telah
pula menyelesaikan program Ph. D nya di Lahore, India. Hal ini diduga , dalam
pandangan Fazlur Rahman mutu pendidikan tinggi Islam di India ketika itu amat
rendah.
Belajar di Universitas Oxford, sebagai lembaga
pendidikan yang telah maju di Barat, Fazlur Rahman berkesempatan mempelajari
bahasa-bahasa Barat. Jika ditelusuri dari karya-karyanya, tampak bahwa Fazlur
Rahman paling tidak menguasai Sembilan bahasa: Latin, Yunani, Inggris, Jerman,
Turki, Arab, Persia dan Urdu sebagai bahasanya sendiri di Pakistan.penguasaan
bahasa-bahasa ini jelas sangat membantu upaya Fazlur Rahman dalam memperdalam
dan memperluas keilmuannya, terutama dalam studi-studi islam melalui
penelusuran literature-literatur keislaman yang ditulis para orientalis dalam
bahasa-bahasa mereka. Dengan pengalaman ini, seperti kita lihat dari
pandangan-pandangannya dengan masalah agama, Fazlur Rahman tidak apologistik
tetapi lebih memperlihatkan penalaran objektif. Dengan demikian, banyak
intelektual yang menjadikannya sebagai panutan dalam pemikiran islam.
Kendatipun Fazlur Rahman banyak menimba ilmu dari
para sarjana barat, tidak berarti dia selalu berpikiran sama dengan para sarjan
tersebut. Fazlur Rahman tetap kritis dalam menilai pandangan-pandangan yang
diajukan para orientalis.Bahkan sejauh formulasi yang dibentuk tidak memiliki
argument yang kuat atau karena kesalapahaman mereka terhadap masalah yang
sedang dianalisis. Fazlur Rahman mengakui bahwa dalam buku ‘islam’ yang
diterbitkan pada tahun 1966, diantara isinya ia berusaha mengkritik dan
mengklarifikasi kekeliruan pandangan orientalis terhadap islam bahkan diantara
orasinya ada yang secara tegas menolak argument orientalis. Dalam artikel
lainya bahkan Fazlur rahman mengkritik praktik atau sistempolitik dan sosial
yang dikembangkan barat secara moral objektif telah jauh dari kebaikan.
Setelah meraih gelar Doktor of Philosophi (D.Phill)
dari Oxford University, Fazlur Rahman tidak langsung kembali ke negerinya,
Pakistan, yang baru saja merdeka beberapa tahun dan telah memisahkan diri dari
india. Fazlur Rahman nampaknya masih merasa cemas akan fenomena negerinya
ketika itu yang agak sulit menerima seorang sarjana keislaman yang terdidik
dari barat. Untuk beberapa tahun dia memilih mengajar di universitas McGill,
montreal, kanada, dimana kemudian didirikan institute of Islamic studies. Oleh
Wilfred Cantwell Smith, sebuah institute pengkajian islam yang popular di Barat
sampai sekarang ini.
Diawal tahun 1960 an Fazlur Rahman dipanggil kembali
ke Pakistan untuk memegang sebuah lembaga penelitian yaitu institute of Islamic
Research di Karachi. Melalui lembaga ini Fazlur Rahman memprakarsai penerbitan Journal Islamic Studies yang hingga
sekarang secara berkala masih terbit dan merupakan jurnal ilmiah bertaraf
internasional.Tampaknya penunjukan Fazlur Rahman untuk mengepalai lembaga
tersebut kurang mendapat restu dari kalangan ulama tradisional, karena menurut
mereka, jabatan direktur lembaga tersebuit seharusnya merupakan hak privelese ekalusif ulama yang terdidik
secara tradisional.Sementara Fazlur Rahman di anggap sebagai kelompok modernis
dan telah banyak terkontaminasi dengan pikiran-pikiran barat.Dengan kondisi
awal semacam ini, dapat dumaklumi, jika selama kepemimpinan Fazlur Rahman,
Lembaga Riset selalu mendapat tantangan keras dari kalangan tradisionalis dan
fundamentalis (neo-revivalis).Ketegangan-ketegangan ini terus berlanjut dan
ditambah dengan ketegangan politik antara ulama tradisional dengan pemerintah
dibawah kepemimpinan Ayyub Khan, yang dapat digolongkan modernis, akhirnya
Fazlur Rahman terpaksa hijrah dari Pakistan.
Hijrahnya Fazlur Rahman ke Barat kali ini ditampung
sebagai tenaga pengajar di Universitas California, Los Angeles pada tahun 1968.
Pada tahun 1969 ia diangkat menjadi professor dalam bidang pemikiran Islam Pada
Universitas Chicago, dimana lembaga ini merupakan tempat terakhir dia bekerja
hingga meninggal dunia pada tahun 1988. Selama bekerja dilembaga ini sebagai
tenaga pengajar, dengan posisi sebagai pemimpin muslim modernis, Fazlur Rahman
telah banyak member kontribusi pada ilmuwan muslim generasinya untuk member
kepercayaan diri, baik melalui publikasi, konsultasi, dakwah dan kepada
pemimpin agama dalam masyarakat muslim, terutama sekali melalui pengkaderan
ilmuwan muda yang datang dari berbagai Negara untuk belajar dibawah asuhannya.
Penting pula diketahui Fazrul Rahman adalah orang Islam peratama yang pernah
diangkat menjadi seorang staf pada sekolah agama (Divinity School) dari
Universitas Chikago. Ironisnya lagi dia adalah Muslim pertama yang menerima
medali Georgia Levvi Della Vida yang
sangat prestisius untukstudi peradaban Islam, dari Gustave E. Von Grunebaum
Center for Near Eastern Studies UCLA (Universitas of California Los Angeles).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar